Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cool banget! Febri Diansyah, bintang baru KPK.

febri-diansyah-profil-kpk-biografi
PurwakartaOnline.com - Kasus paling 'now' yang lagi nge-trend adalah proyek e-KTP, dengan 'pemeran utamanya' Setya Novanto. 

Tapi bukan Setya Novanto saja yang jadi terkenal, ada sosok 'misterius' yang belakangan muncul, dengan karakter yang cool, bicaranya tenang meskipun sedang dalam cecaran wartawan. 

Dialah Febri Diansyah, Sang Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Latar Belakang

Febri Diansyah, S.H., lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 8 Februari tahun 1983, saat ini (2017) berumur 34 tahun. 

Febri Diansyah dikenal oleh publik sebagai aktivis anti-korupsi di Indonesia. 

Ia menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Biro Humas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih dikenal sebagai Juru Bicara KPK sejak 6 Desember 2016.

Pria tamatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2007 ini sebelumnya aktif di LSM yang bergerak di bidang pemantauan pemberantasan korupsi yaitu Indonesia Corruption Watch (ICW). 

Ia ditempatkan dibagian program monitoring hukum dan peradilan, dengan tugas memantau jalannya proses peradilan kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Aktif Menulis di Media

Ia juga aktif menulis di beberapa media nasional seperti Kompas dan media-media lainnya. 

Dengan aktivitasnya di ICW dan tulisan-tulisannya yang tajam di media cetak serta pernyataan-pernyatannya dalam talk show di media elektronik, ia dipandang sebagai salah seorang tokoh muda anti korupsi di Indonesia.

Pernah Dapat Penghargaan

Pada Februari 2012, Febri dianugerahi penghargaan sebagai aktivis/pengamat politik paling berpengaruh pada tahun 2011. 

Penghargaan ini diberikan oleh lembaga riset politik Charta Politika Indonesia atas intensitas pernyataan Febri pada isu-isu korupsi.

Contohnya seperti kasus Wisma Atlet, Undang-undang KPK, pemberantasan korupsi, kasus cek pelawat, dan seleksi pimpinan KPK, yang dianggap tertinggi dibanding pengamat dan aktivis lain.

Latar Belakang Pendidikan

Di Universitas Gadjah Mada (UGM) Ia mengambil hukum perdata, sementara teman-teman aktivis lainya lebih memilih hukum pidana dan tata negara. 

Saat itu, Febri memilih hukum perdata karena sedang ramai pembahasan tentang kontrak karya perusahaan-perusahaan multinasional yang mengeruk kekayaan alam Indonesia.

Semasa kuliah, Febri aktif di organisasi Indonesia Court Monitoring (ICM), sebuah lembaga pengawasan peradilan di Yogyakarta. 

Alasan Febri mengikuti organisasi tersebut untuk mengasah ilmu hukumnya yang didapat di bangku kuliahnya.

Sudah "KPK banget" sejak Kuliah

Di sisi lain, Febri juga melihat ada beberapa orang lulusan hukum yang bukannya menegakkan hukum, tapi malah melindungi orang-orang bersalah. 

Hal tersebut membuat idealisme Febri berkecamuk. Ia ingin melakukan perubahan dan mengikuti kegiatan atau aktivitas yang menentang mafia hukum dan korupsi di peradilan.

Keseriusan Febri Diansyah terjun di dunia ini, ia teruskan setelah menyelesaikan kuliah. 

Ia bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat antirasuah, Indonesia Corruption Watch (ICW). 

Organisasi ini berisi orang-orang yang berkomitmen tinggi untuk menjegal korupsi. Wadah ini sangah cocok dengan cita-cita Febri. 

Selain ada kaitannya dengan disiplin ilmu hukumnya, tempat itu juga sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi kritisnya terhadap saoal mafia peradilan.

Di ICW, mirip saat aktif di kampus, Febri menjadi bagian program monitoring hukum dan peradilan. 

Tugasnya memonitor jalannya persidangan para pelaku korupsi di Indonesia. 

Hal ini perlu dilakukan karena masih banyak praktik mafia peradilan dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi.

Tidak Disukai Fahri Hamzah

Tapi biarpun cool, tapi tidak semua orang suka, Fahri Hamzah contohnya, Ia pernah minta Febri Diansyah diganti. 

"Jangan taruh orang yang tidak mengerti proses penyidikan. Harus diganti," kata Fahri Hamzah. (son)