Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Arab Saudi Ingin Kembali Ke Islam Yang Moderat

Oleh: Andi Hidayat

Sejak Kerajaan Arab Saudi berdiri, kerajaan menjadikan Wahhabisme sebagai ideologi yang dianut secara resmi. Di masa2 awal, untuk menyebarkan Wahhabisme di tanah hijaz, Kerajaan memaksa rakyat untuk mengikuti aliran Wahhabi, bahkan para Ulama yang tidak mau menerima aliran Wahhabi maka dipaksa keluar dari Arab Saudi jika tidak maka penjara dan hukuman mati menanti (baca: buku sejarah berdarah Wahhabi).

Dalam menyebarkan aliran Wahhabi ke seluruh dunia, Kerajaan menggelontorkan dana jutaan dollar tiap tahunnya untuk proyek Wahhabisasi di negara-negara muslim, tidak tanggung-tanggung da'i Wahhabi mendapatkan gaji serta berangkat haji dgn biaya dari kerajaan Arab Saudi. Namun aliran Wahhabi mendapatkan banyak penolakan di berbagai negara yang kehidupan beragamanya sudah baik dan moderat termasuk di Indonesia. Kedatangan Wahhabi di Indonesia selalu mendapatkan penolakan di mana-mana karena ajarannya yang ekstrim dan tidak toleran cenderung memicu konflik di tengah-tengah ummat Islam.

Aliran Wahhabi di timur tengah telah terbukti melahirkan kelompok-kelompok ekstrim yang terbukti ampuh menghancurkan dan mengacaukan negara, sebut saja kelompok ISIS, FSA, dan Jabhah Nushro yang telah berhasil menjadikan Suriah dan Irak porak poranda dilanda perang saudara. Begitu juga di Lybia, Somalia, Sudan, dan Afghanistan. Kesadaran umat Islam di negara-negara tersebut untuk menolak Wahhabi semakin kuat karena Wahhabisme telah merenggut kedamaian dan toleransi yang dulu menghiasi kehidupan mereka yang penuh kedamaian telah hancur. Suara ummat itu semakin lama semakin menguat, bahkan di Arab Saudi sendiri rakyatnya enggan memasukkan anak-anaknya ke sekolah agama dan para pemudanya lebih tertarik mempelajari agama dari Ulama selain Wahhabi.

Fenomena ini, mendapatkan respon dari Putra Mahkota, Pangeran Mohammed Bin Salman. Baru-baru ini Arab Saudi mengumumkan akan kembali ke Islam yang moderat seperti dahulu kala sebelum Arab Saudi berdiri. Untuk membuktikan niatannya itu, Dewan keagamaan Kerajaan diperintahkan mengganti mufti-mufti Wahhabi yang dikenal ekstrim dengan Ulama-ulama yang moderat. Semangat restorasi Islam di Arab Saudi juga diikuti Pemimpin-pemimpin negara timur tengah lainnya.

Untuk memoderasi kembali Islam di Arab, mereka tertarik belajar Islam moderat yang toleran dari Indonesia. Hal ini disampaikan Dubes Arab Saudi Prof Usamah bin Muhammad Asy Su'aiby pada pidatonya ketika berkunjung ke PP Al-Karimiyyah Sumenep. Sementara itu Pengasuh PP Al-Karimiyah Dr KH. A. Busyro Karim, M.Si menyampaikan bahwa nilai-nilai moderatisme dan toleransi diajarkan di pesantren-pesantren di Indonesia, sehingga ia menjadi kekuatan penyanggah negara ini tetap aman dan damai, tidak seperti negara Islam di Timur Tengah.

Kabarnya Arab Saudi sudah mulai memberlakukan sistem ajaran moderat dan mulai menentang keras gerakan dakwah yang radikal, lawatan saudi arabia ke Indonesia dengan serius ingin mengadopsi ajaran Islam Nusantara Indonesia, bahkan Dewan Dakwah Kementrian Saudi Arabiya tidak segan-segan memberhentikan ribuan pegawai bidang dakwah yang menggunakan sistem radikal yang notabene dari kalangan Wahabisme, dan mengancam akan memecat seluruh dewan dakwah bila tetap melakukan gerakan radikal di suluruh dunia.

Semoga Islam Nusantara menjadi panutan Islam dunia #NU