Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Jeda yang Disengaja: Cara Sederhana untuk Menemukan Kembali Makna Hidup

Cuti panjang atau sabbatical bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Jeda yang disengaja bisa jadi awal hidup yang lebih seimbang.
Ilustrasi sabbatical (freepik)
MANGENJANG.COM - Di tengah tekanan hidup modern, jeda bisa terasa seperti kemewahan. Namun, sabbatical membuktikan bahwa mengambil jarak sejenak dari rutinitas bisa jadi keputusan paling bijak.

Aarti, jurnalis sukses, mengambil sabbatical bukan untuk liburan, tapi untuk menulis buku tentang pengalaman pribadi yang selama ini ia pendam. Ia bekerja keras, tapi dengan tujuan yang lebih personal. Hasilnya? Buku itu jadi bestseller dan Aarti merasa hidupnya lebih utuh.

Sabbatical memberi ruang untuk refleksi hidup dan karier. Bukan soal berhenti, tapi berhenti sejenak untuk bertanya: apa yang sebenarnya penting?

Penelitian menunjukkan, sabbatical mampu memulihkan kesehatan mental, meningkatkan kreativitas, dan memperkuat kepercayaan diri. Bagi banyak orang, jeda ini justru jadi titik balik menuju hidup yang lebih bermakna.

Apakah Anda merasa lelah, kehilangan arah, atau sekadar ingin berhenti sejenak? Mungkin ini saatnya mempertimbangkan sabbatical — karena hidup yang disengaja dimulai dari keberanian untuk menjeda.***