Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mengelola Perubahan, Kunci Menuju Kesuksesan dan Keseimbangan Hidup - Understanding Change Management

manajemen mengelola perubahan untuk sukses
Ilustrasi. Perubahan
MangEnjang.com - Sering kali kita mendengar tentang manajemen perubahan, namun sebagian besar dari kita mungkin bertanya-tanya, mengapa perubahan perlu dikelola?

Apakah tidak lebih mudah untuk hanya membiarkan perubahan terjadi dengan sendirinya?

Artikel ini akan membahas esensi dari manajemen perubahan dan mengapa penting untuk mengelola perubahan dengan bijak.

Mari kita memahami esensi perubahan. Semua aspek dalam kehidupan kita memiliki awal dan akhir.

Namun, perubahan tidak mengikuti pola tersebut.

Secara konseptual, perubahan dimulai dari akhir, melalui fase ketidakpastian, dan berakhir pada awal yang baru.

Sebagai contoh, saat seseorang memutuskan untuk menikah setelah hidup lajang, ia menghadapi perubahan besar.

Keputusan itu menandai akhir dari masa lajangnya (fase akhir), dan masuk ke dalam fase ketidakpastian yang disebut masa eksplorasi.

Pada tahap ini, kebiasaan lama tidak lagi relevan, dan individu tersebut menghadapi situasi baru yang mungkin tidak nyaman.

Meskipun tidak menyenangkan, fase eksplorasi ini penting untuk pertumbuhan dan adaptasi.

Dengan sikap yang pasrah dan terbuka, individu tersebut dapat bergerak maju, mengeksplorasi, dan menemukan hal-hal positif dalam perubahan tersebut.

Ketika individu berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, ia mencapai fase baru yang disebut sebagai "permulaan baru".

Dari contoh di atas, kita dapat memahami mengapa perubahan perlu dikelola.

Secara alami, manusia cenderung menolak perubahan karena perubahan membawa ketidakpastian dan ketidaknyamanan.

Namun, perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

Ketika sesuatu berakhir, sesuatu yang baru akan dimulai.

Ketika stabilitas berakhir, ketidakstabilan akan muncul.

Ketika kenyamanan berakhir, ketidaknyamanan akan mengikuti.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola perubahan dengan bijaksana agar prosesnya berjalan secara efektif.

Mengelola perubahan melibatkan pemahaman akan tantangan psikologis yang terlibat dalam menghadapi ketidakpastian dan ketidaknyamanan.

Ini melibatkan membuka pikiran dan hati untuk menerima dan beradaptasi dengan situasi baru.

Dengan pendekatan yang tepat, perubahan dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kemampuan untuk mengelola perubahan menjadi keterampilan yang sangat berharga.

Dengan memahami esensi dari perubahan dan pentingnya mengelolanya, kita dapat menavigasi kehidupan dengan lebih tenang dan berhasil.

Ingatlah, perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup kita, dan dengan sikap yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan keberanian dan keyakinan.

Sikap mental yang timbul dalam diri manusia sewaktu menghadapi perubahan oleh Elisabeth Kubler-Ross digambarkan dalam skema berikut:

Skema Elisabeth Kubler-Ross
Skema Elisabeth Kubler-Ross
Gambar 1. Siklus Sikap Mental Menghadapi Perubahan Sumber: Adposi dari A cycle of Change for People and Businesses, Elisabeth Kübler-Ross
Jika kita mundur sejenak, mengapa perubahan terjadi, terutama perubahan yang terjadi dalam dunia profesional.

Maka secara sederhana, dapat kita simpulkan bahwa perkembahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan hasil usaha manusia menciptakan sesuatu untuk mempermudah hidupnya berdampak terhadap pola rantai pasok (supply chain) secara menyeluruh (sistemik).

Sebagai contoh perkembahan teknologi internet yang mendorong produksi gadget atau smart phone secara masif, menyebabkan hampir semua orang memiliki akses kepada internet dan informasi on line.

Hal ini selanjutnya mendorong produsen menyediakan produknya secara on line.

Produk seperti transportasi on line, belanja on line, dan sebagainya menunjukkan bagaimana produk-produk tersebut mendominasi industri dan mengalahkan dengan telak produk konvensional.

Secara skema perubahan yang dihadapi oleh para profesional dalam organisasi didorong oleh perubahan eksternal yang terjadi sebagai berikut:
Faktor Pendorong Perubahan
Gambar 2. Faktor Pendorong Perubahan
Price Pritchett, seorang ahli dalam manajemen perubahan menyatakan bahwa ada 3 hal yang perlu kita pahami terkait mengelola perubahan, yaitu;
  1. perubahan pasti akan datang bahkan akan datang lebih cepat,
  2. sebagaimanapun baiknya kita merencanakan suatu perubahan dalam manajemen pasti tetap akan timbul masalah,
  3. oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam perubahan perlu mengambil tanggungjawab aktif dalam mengelola perubahan.
Secara sederhana apa yang dikatakan oleh Price Pritchett adalah perubahan memerlukan komunikasi dan koordinasi yang efektif dalam semua pihak menghadapi dan melaksanakan manajemen perubahan.

John Kotter dari Harvard Business School memperkenalkan 8 langkah dalam mengelola perubahan, yaitu:


Langkah Mengelola Perubahan
Gambar 3. Langkah Mengelola Perubahan (Source: J. Kotter)
Dalam komunikasi ada 5 tahapan yang perlu dilakukan secara berurutan, yaitu tahap penyebaran informasi untukmembangun awareness, tahap memberikan pemahaman, tahap menyepakati, tahap membangun komitmen, dan tahap mendatangkan tanggungjawab.

Kelima tahapan ini tidak dapat diloncat atau dihilangkan.

Namun kelima tahapa ini perlu dibangun secara konsisten dan berkesinambungan.

Bahkan dalam melaksanakan implementasi manajemen perubahan, kita perlu mengukur kesiapan perubahan dari masing-masing unit organisasi yang terlibat dan mengetahui ada pada tahapan mana kesiapan masing-masing unit organisasi terhadap tahapan komunikasi perubahan yang telah terjadi.

Selanjutnya jika kita sistensiskan konsep 8 tahapan perubahan John Kotter ke dalam 5 tahapan komunikasi perubahan, maka kita dapat kita lihat sebagai berikut:
Tahapan Komunikasi Perubahan
Gambar 4. Tahapan Komunikasi Perubahan
Sebagai kesimpulan, dapat kita pahami bahwa mengelola perubahan merupakan suatu kegiatan yang kritis dan signifikan bagi organisasi yang sedang melakukan implementasi program atau melakukan penerapan strategi.

Keberhasilan penerapan strategi atau improvement program dari suatu organisasi selain tergantung dari ketepatan substansi strategi atau program, juga tergangung kepada kejelasan dalam komunikasi perubahan untuk membangun tanggungjawab setiap stakeholder dalam melaksanakan perubahan dari implementasi strategi atau program organsiasi.

Komunikasi perubahan mulai dari membagun awareness sampai mendapatkan tanggung jawab semua pihak dalam masa transisi, merupakan hakikat dalam menjalankan manajemen perubahan.***