Sejarah Geng Motor Satudarah Maluku yang Ditakuti Dunia
![]() |
Satudarah Maluku MC |
Klub Motor Satudarah: Jejak Darah Maluku di Tanah Eropa
Satudarah, sebuah klub motor yang berakar di Belanda, meskipun jaraknya jauh dari Indonesia, memiliki ikatan kuat dengan Maluku. Didirikan pada tahun 1990 oleh tujuh orang keturunan Maluku, klub ini awalnya hanya mewadahi mereka. Namun, dengan berjalannya waktu, Satudarah membuka pintu untuk anggota dari berbagai latar belakang, membuktikan kebesarannya. Menurut situs resmi mereka, keberadaan Satudarah telah meluas ke berbagai negara seperti Kanada, Malaysia, Singapura, dan bahkan Indonesia.One-Percent Club: Satudarah dalam Dunia Kriminal
Namun, kepopuleran Satudarah tidak hanya terdengar melalui deru motor mereka. Di Belanda, klub ini dikenal sebagai organisasi kriminal. Meski presiden mereka menolak label tersebut, emblem satu persen pada jaket kulit anggota menimbulkan tanda tanya. Sebagai klub one-percent, Satudarah dikenal karena beberapa anggotanya terlibat dalam pelanggaran hukum dan tindakan kriminal.Menurut penelitian lembaga riset Belanda Politie, Satudarah diakui sebagai klub motor pelanggar hukum terbesar di Belanda dan Eropa. Nama mereka menggema, melampaui nama-nama besar seperti Hells Angels dan Bandidos.
Momok Eropa: Kasus-Kasus Hukum yang Menghantui
Kasus-kasus hukum yang melibatkan Satudarah memberikan citra buruk pada klub ini di mata Eropa. Mulai dari penusukan di Jerman hingga kerusuhan di Denmark, catatan kriminal mereka memaksa Kementerian Luar Negeri Jerman untuk melarang aktivitas Satudarah MC di negaranya sejak tahun 2015.Pada Februari 2017, pemimpin Satudarah, Angelo Manuhutu, dihukum karena kasus narkoba dan pencucian uang. Hal ini memberikan dampak besar pada citra klub motor ini, menjadikannya momok dalam dunia kriminal.
Satudarah: Antara Tradisi dan Kontroversi
Meskipun berdiri di Belanda, Satudarah tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Maluku. Moto mereka, "Lawamena Halulua" yang artinya "Jaga Muka Sapa Pele Kita Sapu Bersih," mencerminkan komitmen mereka pada warisan nenek moyang Maluku.Dalam film dokumenter Satudarah, tradisi Maluku begitu kental. Tarian perang adat, musik, dan bahasa menjadi bagian integral dari kehidupan klub. Meskipun mayoritas anggotanya berasal dari Eropa, solidaritas dan ketertarikan pada semangat kesatuan Satudarah menjadi perekat yang kuat.