Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Begini cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi!

Purwakarta Online - Kita akan bahas bagimana cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Ini sangat penting karena menyangkut masa depan anak selama hidupnya kelak. Jangan sampai ia menderita mental, kemudian ia pun meneruskan penderitaan tersebut ke anak-anaknya.

Menjadi orang tua mungkin merupakan hal yang dinantikan oleh banyak pasangan suami istri. Namun, terkadang untuk menjadi orang tua dibutuhkan kesabaran yang ekstra dan super besar karena seringkali anak-anak berulah di luar keinginan kita. Tentu bukan hal yang mudah untuk mengajarkan anak berperilaku sesuai idealism kita. Tidak jarang anak berbuat kesalahan yang merupakan hal normal karena mereka pun juga manusia.

Saat anak berbuat kesalahan, sebagai orang tua kita berkewajiban untuk menegur dan mengajarkan tindakan benar yang seharusnya dilakukan. Akan tetapi, rasa lelah, bosan dan tidak sabar sering membuat kita lupa untuk mendidik dengan baik dan halus. Sering kita kelepasan untuk marah, bahkan membentak anak yang berbuat kesalahan. Hal ini tentu sangat menakutkan bagi sang anak, hingga mungkin anak akan mengalami trauma secara psikologis.

Tahukah Anda bahwa memarahi anak dengan cara membentak akan berakibat buruk untuk kondisi psikologisnya? Membentak dan terlalu sering memarahi anak akan membuat anak mengalami gangguan perilaku dan depresi di masa depan. Dia bisa tumbuh sebagai manusia yang agresif, atau sebaliknya terlalu menutup diri. Hal ini merupakan dampak dari trauma mental pada anak dari seringnya dimarahi semasa kecil.

13 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi

Oleh karena itu, mengetahui cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi dirasa penting untuk semua orang tua. Hal ini terutama jika Anda melihat anak Anda tumbuh dengan menunjukkan gejala-gejala trauma psikologis, seperti pendiam, merasa ketakutan, terlalu agresif atau reaktif terhadap sesuatu dan banyak gejala lainnya. 

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya:

1. Jangan ragu untuk minta maaf

Marah merupakan sifat alami setiap manusia ketika dihadapkan pada sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Maka, jika Anda marah kepada anak hingga kelepasan membentak mereka dan menyakiti hatinya, jangan ragu untuk meminta maaf. Hal ini akan membuat anak merasa ‘dimanusiakan’, diperlakukan sama seperti orang lain. Sama saja dengan Anda yang mengajarkan anak untuk meminta maaf ketika berbuat salah. Dengan Anda tidak malu untuk meminta maaf pada anak dan mengakui kesalahan, dia akan lebih bisa menerima dan belajar memahami bahwa setiap manusia bisa berbuat kesalahan. Hal ini juga bisa membantunya menyembuhkan luka di hatinya.

2. Dengarkan mereka

Anak-anak pasti memiliki sesuatu yang ingin diceritakan kepada Anda. Meski cerita-ceritanya terkadang tidak masuk akal dan penuh imajinasi, biarkan mereka bercerita. Dengan Anda mendengarkannya, dia akan merasa ‘penting’ dan ‘ada’. Perasaan ini akan membantu menumbuhkan kepercayaan dirinya. (Baca juga: Cara Mengenali Potensi Diri)

3. Biarkan anak meluapkan emosi

Seperti halnya Anda yang bisa merasakan marah, sedih, atau perasaan-perasaan lainnya, anak Anda pun juga bisa merasakan emosi yang sama. Maka, biarkan dia meluapkan emosinya. Jangan Anda memarahinya atau menyuruhnya dia ketika dia ingin menangis. Jangan larang dia untuk tertawa keras ketika dia merasa gembira. Hal ini akan membuat emosinya lebih stabil dan terbantu untuk memperbaiki mentalnya.

4. Bercerita dengan anak

Jangan anggap bahwa anak-anak tidak tahu apa-apa dan tidak bisa Anda ajak bercerita. Anak sebenarnya cukup mengerti dan bisa memahami cerita Anda, dengan cara sederhana mereka. Maka, ajaklah mereka bercerita. Ceritakan hari-hari Anda atau cerita sederhana lainnya. Cara ini akan membuat mereka lebih mengenal Anda. Dengan begitu, anak yang tadinya merasa ketakutan dengan kehadiran orang lain, akan bisa lebih kenal dan senang berinteraksi dengan Anda.

5. Ingatkan anak bahwa Anda menyayanginya

Anak yang sering dimarahi seringkali merasa bahwa dirinya tidak diinginkan dan disayangi oleh orang lain. Hal ini membuatnya merasa minder dan pendiam karena diliputi oleh rasa sedih dan tidak bersemangat. Maka, ungkapkan perasaan Anda bahwa Anda menyayanginya. Jangan segan untuk memeluk dan menciumnya. Kontak fisik mungkin akan lebih bisa mengungkapkan rasa sayang Anda padanya.

6. Beri rasa aman dan nyaman

Sering dimarahi membuat anak merasa takut, bahkan bisa membatasi ruang gerak dan imajinasinya. Tentu hal ini akan mengganggu tumbuh kembang anak yang seharusnya penuh dengan petualangan dan hal-hal baru. Oleh karena itu, ciptakan rasa aman dan nyaman pada diri anak. Misalnya, Anda memujinya saat melakukan hal baru, menyemangatinya untuk memberinya motivasi dalam bertindak, dan lain sebagainya. Jangan batasi ruang geraknya, melainkan arahkan dia untuk melakukan hal yang positif.

7. Jangan bohong

Meski Anda sedang melakukan cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi, bukan berarti Anda berbohong padanya, dalam arti jangan berbohong ketika mereka memang telah berbuat salah. Jangan menutupi kenyataan bahwa di dunia ini memang ada salah dan benar, ataupun bahwa tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan. Maka, tegur dengan halus anak jika berbuat salah.

Begitu pula ketika sesuatu berjalan di luar keinginan mereka, hadapkan mereka pada kenyataan secara perlahan-lahan, agar anak paham bahwa tidak semua yang mereka inginkan bisa didapatkan.

8. Latih kedisiplinan

Anda harus konsisten dengan prinsip mendidik anak yang selama ini Anda terapkan. Anda harus bersikap tegas, bukan keras. Jika anak memang berbuat salah, ajarkan dia untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Begitu pula dengan aspek pendidikan lainnya, pastikan Anda disiplin mengajarkannya pada anak, hingga anak pun akan mengikuti kedisiplinan tersebut.

9. Biarkan anak bersosialisasi

Biasanya, anak yang sering dimarahi cenderung menutup diri dan tidak percaya pada dirinya sendiri. Jika anak sudah menunjukkan gejala trauma seperti suka menyendiri dan tidak suka dengan kehadiran orang lain, sebaiknya Anda segera berbuat sesuatu.

Ajak anak jalan-jalan dan bertemu orang lain atau teman sebayanya. Bersosialisasi dan menjalin interaksi dengan orang lain akan sangat baik untuk pemulihan mental anak. Selain itu, banyak bersosialisasi juga bisa menjadi cara mendidik mental anak agar berani dan mandiri. Oleh karena itu, bersosialisasi dengan orang lain bisa membuat mereka mengeksplor perasaannya sendiri dan merasa diterima di lingkungannya.

10. Beri waktu luang Anda untuk anak

Bagaimanapun, Anda sebagai orang tuanya sangat dibutuhkan oleh anak. Kehadiran Anda sangat berharga, melebihi segala jenis mainan atau hiburan untuk anak Anda. Kehadiran Anda di sampingnya akan mampu memberikan ketenangan di dalam dirinya, serta menciptakan perasaan disayangi dalam diri anak. Hal ini tentu bisa membantu memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.

11. Perhatikan reaksi anak

Perhatikan anak Anda, ketika Anda bercerita dengannya, memberi mereka sesuatu, atau sekedar makan bersama dengannya. Hal ini akan membantu Anda lebih mengenali karakter anak Anda dan apa yang sedang ada di pikirannya. Dengan begitu, Anda juga akan lebih bisa memutuskan bagaimana sikap Anda dan bagaimana cara Anda mendekati anak Anda dengan lebih nyaman. (Baca juga: Pengertian Karakter Menurut Para Ahli)

12. Beri perlakuan spesial

Setiap anak pasti ingin diperlakukan spesial oleh orang tuanya. Hal ini bukan berarti Anda harus memberinya hadiah setiap hari atau menghujaninya dengan pujian atau hal-hal spesial lainnya. Terlalu sering memberi atau memuji akan justru menghilangkan sisi spesialnya.

Maka, Anda bisa kadang-kadang memberinya hadiah kecil setelah dia melakukan hal baik, atau memujinya atas kebaikan kecil yang dia lakukan. Jangan terlalu sering, namun lakukan dengan ketulusan yang akan dirasakan oleh anak Anda. (Baca juga: Cara Memelihara Kesehatan Mental Anak)

13. Ciptakan hubungan yang menyenangkan

Orang tua, terutama di zaman sekarang, perlu mengetahui bagaimana cara berteman dengan anak. Bahkan, Anda harus memahami fakta psikologi remaja agar lebih tahu bagaimana harus menempatkan diri agar bisa lebih dekat dengan anak. Dengan menjadi teman untuk anak, orang tua akan lebih mudah mengenali dunia anaknya dan anak pun akan merasa nyaman berdekatan dengan orang tua.

Hal ini akan sangat bagus untuk perkembangan mental anak. Anak akan merasa senang berada dekat dengan Anda dan membantu mereka menyembuhkan trauma dari sering dimarahi yang pernah mereka alami. (Baca juga: Macam-Macam Trauma Psikologis)

Jangan biarkan anak mengalami trauma psikologis secara berkepanjangan karena akan berpengaruh buruk pada tumbuh kembang mereka. Maka, selamat mencoba!

*Dari Ummu Hebat