Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kepala PPMKP Kementerian Pertanian: Mari Gaungkan Manggis Wanayasa!

Ir. Yusral Tahrir, M.Agr., Kepala PPMKP Kementerian Pertanian RI (ketiga dari kiri), saat penutupan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur di Aula Dispangtan Purwakarta (21/8/2021)
Purwakarta Online - Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, Ir. Yusral Tahrir, M.Agr., mengajak aparatur dan petani di Kabupaten Purwakarta untuk menggaungkan produk lokal asli pertanian Purwakarta yaitu Manggis Wanayasa.

"Mari gaungkan Manggis Wanayasa!" seru Yusral di hadapan para aparatur, penyuluh pertanian dan petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Purwakarta.

Disampaikan Yusral pada saat penutupan kegiatan Pelatihan bagi aparatur dan non aparatur pertanian di Kabupaten Purwakarta. Sabtu, 21 Agustus 2021, di Aula Kantor Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta.

Dalam kesempatan itu, Yusral sempat membandingkan antara Indonesia dengan Negara Thailand, khususnya dalam ranah pertanian. Luas wilayah Thailand sekitar 500 KM² dibandingkan Indonesia yang 1,905 KM², namun dalam fanatisme bertani petani Indonesia bisa mencontoh petani Thailand.

Yusral mengungkap, banyak produk pertanian asal Thailand yang mendunia, bahkan populer di Indonesia. Rahasia dibalik itu semua, kata Yusral di Thailand para petani mengedepankan fanatisme bernegara.

Sebagai contoh, jambu Bangkok atau produk pertanian lainnya dikembangkan di seluruh wilayah negara Thailand, namun semua tetap menggunakan nama yang sama, yaitu 'Jambu Bangkok', sehingga akhirnya brand jambu bangkok tersebut sangat kuat melekat.

"Apa-apa 'Bangkok', ditanam di seluruh Thailand. Tapi nama tetap 'Bangkok'," ungkap Yusral.

Berbeda dengan di Indonesia, Yusral mencontohkan pada komoditas kopi. Setiap daerah ingin mengedepankan brand kopinya sendiri, seperti kopi Gayo, Flores, Bajawa, Toraja, Java Preanger atau brand kopi di wilayah Indonesia lainnya. Pada akhirnya, brand tersebut hanya bersaing secara lokal.

Yusral mengajak agar di Indonesia pun untuk mulai menerapkan strategi branding komoditas pertanian sebagaimana di Thailand, ditanam di manapun agar manggis tersebut dinamai Manggis Wanayasa.

"Begitu juga manggis, sudah silakan ditanam di manapun, tapi nama tetap Manggis Wanayasa. Manggis Wanayasa - Indonesia," ucap Yusral.

Terakhir, Yusral berpesan agar KTNA (Petani) dengan Penyuluh (BPP) di Kabupaten Purwakarta mempertahankan soliditas. Yusral yakin solidnya Penyuluh dengan Petani akan melahirkan Super Tim.

"Dulu Belanda dan Jepang jajah Indonesia tidak lain karena potensi pertanian. Semangat! Tetap jaga kesatuan Indonesia melalui bidang Pertanian," tutup Yusral.

Pelatihan Manajemen Agribisnis bagi Non Aparatur dan Pelatihan Multimedia bagi Aparatur dilaksanakan selama tiga hari, sejak tanggal 19 hingga 21 Agustus 2021.

Pelaksanaan pelatihan sangat ketat menerapkan Prokes, peserta dibagi tiga kelas agar mudah mengatur jarak kursi dan tidak menimbulkan kerumunan.

Berikut beberapa Prokes yang diterapkan oleh panitia pelatihan:
  • Setiap ruang kelas maksimal 25 orang
  • Panitia membekali 3 masker kepada setiap peserta
  • Panitia bekali 1 botol Handsanitizer kepada setiap peserta
  • Memasuki ruang kelas dicek suhu dengan termogan
  • Disediakan fasilitas cuci tangan di setiap kelas
  • Menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama pelatihan berlangsung
Pelatihan ini baru diadakan, setelah lama terkendala adanya Pandemi Covid-19 di dunia. Pola pelatihan menyesuaikan Prokes, namun tetap sangat baik terlaksana dan memuaskan bagi peserta, diatasi dengan kelengkapan fasilitas pelatihan. (enjs)