Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Harlah NU 94 di Purwakarta, dipadati peserta. Gedung penuh, di luar masih membludak

harlah-nu-nahdlatul-ulama-purwakarta-94-2020
Peringatan Harlah NU ke-94 yang diselenggarakan di Aula Yudistira, Pendopo Purwakarta (Selasa, 11/2/2020).

PurwakartaOnline.com - Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta menyelenggarakan Orasi Kebudayaan di Aula Yudhistira, Pendopo Purwakarta. Selasa (11/2/2020).

Sangat disayangkan, kapasitas Aula Yudistira tidak dapat menampung seluruh peserta yang hadir.

Sebagian peserta berkumpul di sekitar pintu masuk Aula, sebagian di area Pendopo.

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor), Asep Saepudin mengapresiasi terselenggaranya Harlah NU di Kabupaten Purwakarta.

"GP Ansor sangat mengapresiasi penyelenggaraan Harlah NU ke-94 ini," ucap Asep yang akrab disapa Aspud ini.

Aspud juga sangat bersyukur dengan tingginya animo peserta, khususnya warga Nahdliyin.

Sehingga banyak peserta membludak di luar gedung, karena terbatasnya kapasitas.

"Kami bersyukur dan berbangga hati, terhadap animo peserta yang sangat tinggi. Sampai-sampai tempat duduk peserta tidak mencukupi," lanjut Aspud.

Selebihnya, Aspud juga berharap momentum Harlah yang ke-94 ini, NU bisa lebih besar memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.

"Semoga NU Purwakarta semakin memberikan kemaslahatan bagi masyarakat Purwakarta," pungkas Aspud.

harlah-nu-nahdlatul-ulama-purwakarta-94-2020

Warga Nahdliyin antusias hadiri Peringatan Harlah NU ke-94 di Purwakrta.

Sebagian peserta di dalam Aula Yudistira harus duduk karena sebagain tidak kebagian kursi, sebagian lainnya membludak di luar Aula.

Ngatawi Al-Zastrouw
Pembicara utama dalam Orasi Kebudayaan adalah Ngatawi Al-Zastrouw, budayawan yang dikenal masyarakat luas sebagai tokoh Lesbumi, atau Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia.

Peserta merupakan para pengurus NU di tingkat Kabupaten (PC), Kecamatan (MWC), Desa (Ranting).

Kemudian hadir pula kalangan Nahdliyin yang berasal dari Badan Otonom (Banom) serta Lajnah dan Lembaga-lembaga.

Seperti GP Ansor, ISNU, Muslimat NU, Fatayat NU, Banser, IPNU/IPPNU, LPPNU, LDNU dan Lainnya.

Dikutip dari wikipedia, berikut adalah profil Ngatawi Al-Zastrow. Beliau lahir di Pati, 27 Agustus 1966, saat ini berusia umur 53 tahun.

Banyak dikenal sejak kiprahnya sebagai Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2004-2009.

Ngatawi Al-Zastrouw memiliki ciri khas selalu memakai blangkon dan cukup sering mengisi acara di TV atau menjadi MC di berbagai acara, terutama di kalangan NU.

Beliau lahir di Pati 27 Agustus 1966, di sebuah kampung santri yang identik dengan tradisi-tradisi NU.

Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah sampai di Madrasah Aliyah diselesaikan kampung dan selanjutnya meneruskan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sejak umur 8 tahun ia sudah hidup mandiri dan tak kumpul lagi dengan orang tua.

Berbagai profesi dia jalani untuk bisa bertahan hidup.

Semasa kuliah, ia sempat jualan koran, jaga toko sampai dengan ngamen.

Setelah bakat seninya terasa ada akhirnya bisa mendapat banyak penghasilan dari profesi ini.

Untuk mengaktualisasikan bakat seninya bersama teman-temannya di Jogja, ia membentuk kelompok musik Ki Ageng Ganjur yang masih terus aktif sampai sekarang.

Kehidupannya sebagai aktivis menyebabkan dia sempat menjadi asisten pribadi Gus Dur.

Ini dimulai ketika ia melakukan advokasi terhadap rakyat di waduk Kedung Ombo.

Merasa menjadi target penguasa untuk dibunuh, minta tolong ke sana kemari. Akhirnya ketemu Gus Dur.

Al-Zastrouw pernah menemani Gus Dur berobat ke Amerika Serikat. (Ezs)