Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Lampu Hias Klasik karya Karang Taruna Desa Kiarapedes sukses di-capture oleh TPID


Purwakarta Online – Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Kiarapedes temukan inovasi yang sangat potensial untuk di-capture.

Yaitu seni pemanfaatan limbah batok kelapa yang disulap menjadi karya seni bernilai tinggi, berupa lampu hias.

Adalah para pemuda di Desa Kiarapedes yang tergabung di dalam lembaga Karang Taruna, telah dua bulan ini berusaha membuat inovasi yang sama sekali tidak terpikirkan oleh warga kebanyakan.

Selama ini limbah batok kelapa di Kiarapedes tidak pernah dimanfaatkan secara khusus dan dibuang begitu saja.

“Apa yang mereka (karang taruna) kerjakan patut kita apresiasi, salah satunya dengan di-capture oleh TPID agar diverifikasi, jika lolos inovasi ini bisa ‘Go Nasional’”, ujar Rais Rismana, anggota TPID Kiarapedes menerangkan.

Lampu hias klasik ini, merupakan salah satu dari dari dua inovasi yang berhasil di-capture oleh TPID.

Kini kerajinan ini telah mulai ditampilkan dalam pameran-pameran agar bisa lebih dikenal dan membuka pasar.

“Kita bahas dengan pemerintah desa dan BPD, agar kedepan bisa masuk sebagai unit usaha di BUMDes dan mendapat akses modal”, Rais menambahkan.

Rendra Bagus Cahyono, Pendamping Lokal Desa (PLD) di Kecamatan Kiarapedes menyatakan bahwa sangat disayangkan jika potensi unik seperti ini tidak digarap oleh TPID.

Inovasi di setiap desa harus digali, sebaliknya jika ada inovasi di desa lain, jangan ragu untuk mereplikasi sekiranya cocok dengan kebutuhan dan kondisinya memungkinkan untuk diterapkan.

“Dengan adanya TPID, pertukaran inovasi harus terfasilitasi. Jual inovasi agar bisa bermanfaat bagi desa lain, atau mereplikasi inovasi untuk diterapkan di desa sendiri”, ungkap Rendra.

Ditemui saat acara Pelatihan Pembangunan Manusia di Desa Sumbersari, kecamatan Kiarapedes (31/7/2019).

Rendra menekankan bahwa tergalinya nilai tambah dalam sebuah inovasi merupakan bagian penting dari karya tersebut.

“Batok kelapa yang dianggap limbah, tanpa manfaat khusus dan tidak memiliki nilai jual kini bisa sangat bermanfaat dalam segi estetika dan bernilai ekonomi tinggi. Ini (inovasi batok kelapa) jangan sampai tidak di-capture”, tambah Rendra. (enjs)