Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah Jancok

PurwakartaOnline.com - Kata Jancok atau Jancuk belakangan semakin populer di Indonesia. Menghiasi panasnya suhu politik nasional.

Patut berbangga paga Gus Nur, yang ikut mempopulerkan kata jancok ini. Bagaimana tidak nge-hits, kata jancuk Gus Nur obral dalam panggung-panggung 'agama' dan politik.
Pikoy, performance artist asal Purwakarta

Pikoy, pegiat seni 'performance art' dari Purwakarta, pernah beratraksi di Kampus Muttaqin dengan tema Jancox. Apa makna kata jancok ini menurut Bang Pikoy?

Menurutnya, kata jancok berasal dari nama soerang seniman lukis Belanda. Kemungkinan memiliki fans seorang prajurit belanda dan menghiasi kendaraan tanknya dengan tulisan 'Jan Cox'. Saat tentara Belanda 'menumpangi' pasukan Inggris NICA, melucuti militer Jepang tahun 1945.

"Silakan browsing saja sejarah kata jancok di google", saran Pikoy.

Pasukan pribumi yang berhadapan dengan pasukan tank Belanda, melihat tulisan Jan Cox tersebut. Kemudian kata 'jancoek' menjadi 'kode' keberadaan pasukan Belanda.

"Banyak hal di sekitar kita, atau kita ucapkan. Tapi tidak tahu maknanya", terang Pikoy pada PurwakartaOnline.com
Tank M3A3 milik pasukan Belanda, berlukiskan Jan Cox.

Konotasi negatif pada kata Jancok berkembang diantara pasukan perjuangan Indonesia. Berkembang lebih jauh di masyarakat sekitar Surabaya. 

Kebencian pada penjajah Belanda, membuat kata jancoek semakin memiliki makna yang menjijikan. Atau mungkin juga tank Belanda saat itu memang sulit dihadang, karena pasukan kemerdekaan (TKR), belum memiliki senjata anti-tank.

Beratus tahun kemudian, hari ini, kata jancok berubah penulisan menjadi jancuk. Dan menjadi kata umpatan yang bermakna sangat kasar. Diucapkan tidak hanya di Surabaya atau Jawa Timur, kini telah 'go nasional' melalui umpatan-umpatan para pesohor di medsos, seperti Youtube, Instagram dan Facebook.